BUMDes TIRIK OINAN: Dari Regulasi ke Realita, Perjuangan Membangun Kemandirian Ekonomi Desa Bojakan

Pemerintah Indonesia sejak lama mendorong desa-desa agar tidak sekadar menjadi penerima pembangunan, tetapi mampu mengelola potensi mereka secara mandiri. Salah satu terobosan besar adalah lahirnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang diatur dalam Undang-Undang Desa. Melalui BUMDes, desa memiliki wadah usaha berbadan hukum untuk mengembangkan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

Namun, dari regulasi yang tampak sederhana itu, perjalanan di lapangan sering kali jauh lebih kompleks. BUMDes bukan hanya soal aturan, tetapi juga soal perjuangan, keringat, dan daya tahan masyarakat desa.

Lahirnya BUMDes Tirik Oinan
Semangat inilah yang kemudian melahirkan BUMDes Tirik Oinan di Desa Bojakan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Setelah melalui musyawarah desa, penyusunan peraturan desa, hingga proses administrasi di kementerian, BUMDes Tirik Oinan akhirnya resmi berdiri pada 15 Juli 2025 dengan nomor registrasi AHU-07184.AH.01.33.Tahun 2025. Legalitas ini menjadi tonggak penting bagi masyarakat Bojakan untuk melangkah lebih jauh dalam mengelola sumber daya desa.

BUMDes Tirik Oinan hadir dengan visi besar: “Mewujudkan kemandirian ekonomi desa berbasis potensi hulu sungai yang berkelanjutan, inovatif, dan berdaya saing.”
Visi ini dijabarkan dalam misi yang mencakup pengembangan usaha berbasis lokal—seperti pertanian organik, perikanan, hasil hutan—hingga mendukung program pariwisata, menjaga ekosistem, meningkatkan PADes, dan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran produk desa.

Unit Usaha yang Dirancang
Untuk mencapai tujuan tersebut, BUMDes Tirik Oinan merancang beberapa unit usaha strategis:
🌱Pertanian terpadu, meliputi penyediaan pupuk, penggilingan padi, dan pemasaran hasil panen.
🌱Peternakan dan perikanan, seperti budidaya ikan air tawar, ayam kampung, serta produksi pakan lokal.
🌱Perdagangan, termasuk kebutuhan pokok, BBM desa, dan pemasaran produk khas Bojakan.
🌱Jasa dan sewa aset, berupa pemanfaatan mesin dan fasilitas produksi desa.
🌱Pariwisata desa, yang mengangkat potensi alam, budaya, dan kuliner khas Bojakan.

Unit usaha ini bukan hanya sekadar rencana bisnis, tetapi dirancang untuk menjadi wadah pemberdayaan masyarakat desa, sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh warga.
Foto lahan petani jagung binaan BUMDes

Kelembagaan dan Modal Awal
Struktur kepengurusan BUMDes Tirik Oinan dipimpin oleh Direktur Yohanes Irman, dengan dukungan penasihat, pengawas, sekretaris, bendahara, serta kepala unit usaha di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Struktur ini dibentuk untuk menjamin pengelolaan yang transparan dan akuntabel.

Untuk memulai langkah awal, BUMDes Tirik Oinan mendapat modal sebesar Rp263.297.000 yang dialokasikan melalui APBDes 2025 (Perdes Nomor 7 Tahun 2025). Modal ini menjadi pijakan sebelum melibatkan partisipasi masyarakat maupun kerja sama dengan pihak luar.

Perjalanan yang Tidak Mudah
Meski sah secara hukum dan punya modal awal, perjalanan BUMDes Tirik Oinan tidak berjalan mulus. Program pertama yang ditekankan adalah penanaman jagung. Namun, kenyataan di lapangan sangat berbeda. Lahan Desa Bojakan kurang mendukung, sementara banjir kerap datang membawa gagal panen. Program yang seharusnya menjadi awal kebangkitan justru membuat masyarakat kecewa.

Keterbatasan operasional membuat pengurus harus menggunakan dana pribadi untuk menutup kebutuhan dasar BUMDes. Tidak jarang, direktur dan pengurus melakukan perjalanan panjang ke dinas-dinas hanya untuk mengajukan proposal, menyerahkan laporan, dan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan. Semua itu dilakukan di tengah rasa lelah, biaya sendiri, dan minimnya hasil nyata.

Lebih berat lagi, kondisi internal pun penuh tantangan. Tidak semua anggota memahami cara kerja BUMDes. Ada yang akhirnya mengundurkan diri bahkan sebelum BUMDes sempat mengelola usaha nyata. Ketika banjir besar melanda dan hasil usaha belum terlihat, semangat sebagian anggota pun kian melemah.

Dalam situasi seperti itu, mudah sekali untuk menyerah. Namun semangat masyarakat Bojakan untuk memiliki usaha desa sendiri membuat BUMDes Tirik Oinan tetap bertahan.
   Foto penyerahan bantuan dari dinas pertanian 

Harapan di Tengah Keterbatasan
BUMDes ini tidak hanya soal bisnis, tetapi juga soal martabat desa. Soal bagaimana masyarakat bisa berdiri di atas kaki sendiri, tidak selalu bergantung pada pihak luar. Soal bagaimana generasi muda Bojakan melihat bahwa desanya punya harapan dan masa depan.

Bojakan memiliki kekayaan alam, budaya, dan semangat gotong royong yang bisa menjadi fondasi kuat. Dengan pendampingan, dukungan modal, dan perhatian serius dari pemerintah maupun pihak swasta, BUMDes Tirik Oinan bisa menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus pilar konservasi dan ekowisata.

Ajakan untuk Bersama
Perjuangan membangun BUMDes Tirik Oinan adalah cermin dari banyak desa lain di Indonesia. Di atas kertas, BUMDes hanyalah regulasi; di lapangan, ia adalah perjuangan panjang yang penuh keringat, air mata, dan harapan.

Karena itu, kami mengetuk hati semua pihak:
Pemerintah daerah dan pusat, mari hadir lebih dekat, bukan hanya dengan regulasi tetapi dengan pendampingan nyata.

Dunia usaha dan lembaga mitra, mari bergandengan tangan mendukung usaha desa, karena kekuatan desa adalah fondasi pembangunan bangsa.

Masyarakat Bojakan, mari tetap menjaga semangat, sebab BUMDes ini adalah milik kita bersama.

Mari bersama-sama menguatkan BUMDes Tirik Oinan. Dari Bojakan, untuk Bojakan, demi masa depan yang lebih bermartabat dan berdaya.
---

Komentar

Postingan Populer