“Ketika Plafon Roboh, Semangat Belajar Tak Ikut Jatuh: Potret SDN 23 Bojakan”

Publikasi lokal · Desa Bojakan — SDN 23 Lubaga

Sekolah Tua di Lubaga: Tempat Anak-Anak Dusun Lubaga Tetap Belajar Meski Atap Bocor

Di ujung pedalaman Dusun Lubaga, Desa Bojakan, berdiri SD Negeri 23 Bojakan — sekolah sederhana yang masih menghidupkan harapan bagi anak-anak di wilayah terpencil. Berikut laporan singkat disertai foto.

Untuk mencapai Dusun Lubaga, dibutuhkan perjalanan panjang: naik pompong berjam-jam lalu berjalan melewati bukit dan hutan. Letak yang jauh itu membuat kondisi sarana pendidikan sangat rentan tertinggal.

IMG-20251022-WA0025"
Foto 1 — Lantai koridor dan area kelas yang rusak; beberapa ubin pecah dan permukaan becek saat hujan.
IMG-20251022-WA0018"
Foto 2 — Plafon kelas yang berlubang dan beberapa panel yang terlepas, meningkatkan risiko kebocoran dan keselamatan siswa.
IMG-20251022-WA0022"
Foto 3 — Ruang kelas; fasilitas sederhana.
IMG-20251022-WA0019"
Foto 4 — Tampak luar gedung sekolah; bangunan kayu tua yang menjadi pusat pendidikan di Dusun Lubaga.

Kondisi Fisik dan Dampaknya

Atap seng yang mulai berkarat dan beberapa bagian plafon yang roboh membuat ruang kelas rawan bocor saat hujan. Dinding papan sudah menunjukkan tanda-tanda pelapukan, sedangkan lantai koridor banyak ubin yang pecah dan permukaan tanah yang licin saat musim hujan. Kondisi ini tidak hanya mengganggu proses belajar, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan siswa dan guru.

Semangat di Balik Keterbatasan

Di tengah segala keterbatasan, guru dan murid di SDN 23 Bojakan menunjukkan daya juang yang kuat. Aktivitas belajar tetap berlangsung setiap hari — sebuah bukti bahwa tekad untuk memperoleh pendidikan lebih kuat daripada kondisi fisik sekolah. Masyarakat setempat menyampaikan harapan agar ada bantuan perbaikan dari pemerintah atau donatur untuk membuat ruang belajar yang aman dan layak.

Refleksi: Antara Infrastruktur dan Keadilan Pendidikan

Melihat SDN 23 Bojakan mengajak kita merenung: pendidikan yang bermakna tidak hanya tentang kurikulum, tetapi juga tentang akses dan keselamatan. Ketika sebagian anak di kota mendapat fasilitas lengkap, anak-anak di Lubaga masih berjuang agar sekadar mempunyai ruang yang kering dan aman untuk belajar. Upaya memperbaiki sekolah-sekolah seperti ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan desa — bukan sekadar perbaikan fisik, tetapi peneguhan bahwa setiap anak berhak mendapat kesempatan yang setara.

Aksi yang Diusulkan

  • Pengajuan rehabilitasi atap dan plafon untuk mencegah kebocoran.
  • Perbaikan lantai koridor dan penggantian ubin yang rusak.
  • Pengecatan ulang dinding dan perbaikan pintu-jendela untuk keamanan.
  • Penyediaan meja-kursi yang layak serta sarana kebersihan dasar.

Jika Anda ingin membantu atau mempublikasikan cerita ini lebih luas, silakan hubungi pihak kinekre2023@gmail.com

Penulis: Warga Desa Bojakan / Kontributor Lokal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

🌳 Bojakan Antara Hutan, Sungai, dan Ancaman HTI

Ironi Bojakan - Hidup Dibawah Bayangan Taman Nasional

Membangun Bojakan: Diantar SDM dan Ekonomi yang Saling Menunggu